Selasa, 07 April 2009
Gedung Wayang Orang Bharata Purwa
Memasuki usia kehamilan 5 bulan, kondisi istriku semakin membaik. Mual-mual bisa dikatakan tidak pernah lagi, gangguan pencernaan maupun kondisi tubuh yang mudah pusing juga sudah hilang. Sekarang kita bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa, nonton misalnya. Tempat tinggalku sekarang berada di pusat
Istriku sangat menyukai kebudayaan Jawa, baik gamelannya, wayang, maupun kesenian jawa lainnya. Sabtu kemarin, dia dan temennya (Lina) janjian untuk nonton Wayang orang di Gedung Bharata, Jl Pulolio/Jl Gunung Sahari, kawasan Senen, Jakarta Pusat. Sebuah Gedung kesenian Tradisional Jawa yang sampai sekarang masih eksis, bahkan mungkin melebihi yang ada di
Sesuai jadwal, lampu ruangan dimatikan tanda pentas dimulai tepat pukul 20.30. Malam itu, pentas yang dilakonkan adalah Palguna-Palgunadi, kisah dimana Palguna alias Arjuna alias Janoko alias Permadi, berkonflik dengan Palgunadi. Palgunadi adalah adik seperguruan Arjuna di padepokan Pendeta Durna.
Kemewahan Budaya
Seperti biasanya, gedung pertunjukkan yang mampu memuat sekitar 500 penonton tersebut berisi sekitar 3/4 penuh. Tempat duduk yang empuk dan nyaman, dan pengaturan AC yang tepat (bukan setelan freezer seperti di bioskop 21) , membuat penonton yang kebanyakan berusia 30 tahun keatas bisa merasa nyaman disana. Beberapa anak umur 10-an tahun juga tampak antusias melihat pentas sambil mendengar terjemahan dari ayahnya.
Beberapa speaker JBL ditata sesuai dengan akustik ruangan sehingga membuat seluruh penonton dapat merasakan hentakan suara kendang, dentuman gong, maupun suara berisik kecrek dengan loud and clear.
Berbeda dengan doktrinasi kapitalis yang kental saat memasuki kawasan Bioskop 21 “Dilarang membawa makanan/minuman dari luar area”, di Bharata penonton bebas keluar masuk membawa makanan dan minuman. Bahkan kita bisa pesan Indomie telor kornet + Teh botol dan diantar ke tempat duduk kita (ada nomernya kok). Uwenak polll!
Wayang orang dimulai dengan tarian-tarian, lalu muncul tokoh-tokohnya bergantian. Tokoh-tokoh wanita selalu b..e..r..b..i..c..a..r..a d..e..n..g..a..n p..e..l..a..n. Tokoh buto selalu pethakilan dan banyak bergerak, sementara itu tokoh bangsawan dan dewa-dewa tampil dengan anggun dan berbicara secukupnya dengan bahasa Jawa kromo inggil yang haluus banget.
Lha bicara secukupnya itu yang membuatku yang kurang mengerti kisah-kisah pewayangan jadi bingung mengikuti alur ceritanya. Sebentar-sebentar harus bertanya pada istriku, “Eh, kalau ini siapa? barusan ngomong apa ya? Oh, jadi itu Palgunadi…”
Walau kadang berharap di bawah panggung muncul subtitle berbahasa
Gaya Pewayangan plus Gojek Kere
Di era Spiderman, Star Wars, dan Smack Down ini, pentas wayang orang bagi sebagian orang, terutama anak muda merupakan hal yang membosankan. Adegan-adengan memang lambat dan penuh seni, berjalan ada aturannya, berbicara juga ada aturannya, bahkan berkelahi juga ada pakemnya.
Tapi masalah berkelahi ini, pelakon-pelakon Bharata memang sangat mahir berakrobat salto, jungkir balik, lempar melempar senjata dan adegan menegangkan lainnya di atas panggung. Melihat adegan perang ataupun perkelahian antar jawara-jawara biasanya membuat penonton hanyut dalam ketegangan.
Di saat seperti itulah kemudian muncul adegan Goro-goro, yaitu munculnya tokoh Punokawan (Gareng, Petruk, Semar, dan Bagong) yang membawakan adegan-adegan yang lucunya ndeso, kampungan, tapi sangat mengena. Dan yang paling penting tetap membuat tertawa karena berdialog dengan bahasa Jawa ngoko (biasa) sehingga mudah dicerna.
Materi guyonan minggu kemarin bahkan sangat kuno: Bagong butuh pompa air, lalu Petruk menyanggupi membelikannya. Petruk lalu menyuruh Gareng berpura-pura menjadi Pompa Air dan tentu saja dengan cara berpose, dan tak lupa harus menyemburkan air saat ‘dipompa’.
Dan tak lupa, adegan goro-goro ini ditutup dengan lemparan-lemparan rokok dari penonton. Rokok yang disertai dengan ucapan salam dan request lagu itulah yang membuat penonton dan pemain menyatu.
Jadwal Pentas
Nah, kalau misalnya Sabtu malam ini semua bioskop penuh karena semua anak SMA sampai pegawai kantoran junior memborong habis tiket Spiderman 3, Wayang Orang Bharata ini bisa menjadi Alternatif. Tontonan budaya ini juga cocok kalau misalnya orang tua kita dari Jawa pas berkunjung ‘nengok cucu’ dan kita perlu mengentertain mereka, hehehe. Cocok juga bagi mereka yang merindukan suasana kesenian jawa yang sederhana tapi penuh makna.
Dengan harga tiket yang cuma 20ribu, ini akan jadi pengalaman yang tak terlupakan untuk seluruh keluarga *halah emangnya Dufan*
5 Mei 2007 : Srikandi Jadi Ratu
12 Mei 2007 : Petruk Kelangan Pethel
19 Mei 2007 : Kumbokarno Gugur (Ramayana)
26 Mei 2007 : Gatotkaca Sungging
9 Juni 2007 : Setyaki Kromo
16 Juni 2007 : Gareng Kembar
23 Juni 2007 : Indrajit Gugur (Ramayana)
30 Juni 2007 : Srikandi Kembar Tiga
Karena biasanya tempat duduk bagian depan akan cepat habis, lebih baik hubungi dulu Bharata di 021-70642535 untuk memesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya. Weh, malah ngiklan.
Tapi ternyata bisa
Diposting oleh
nessia megawati's blog
di
22.13
0
komentar
Laporan Ayam Tiren
Penjualan Ayam Tiren di Pasar Pondok Gede
Pasar Pondok Gede yang beberapa akhir ini menjadi pusat perhatian begitu panas walaupun di pagi hari. Kios – kios yang menjual pakaian, mainan anak-anak, vcd bajakan, sepatu – sandal, buah, dan makanan terlihat semerawut. Keadaan pasar dipenuhi oleh masyarakat yang membeli perlengkapan untuk merayakan Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 13 Oktober nanti.
Terdapat tangga untuk menghubungkan antara kios pakaian dengan kios daging, ayam, bumbu masak, sayur – mayur, dan perlengkapan dapur lainnya. Kios daging berada di bawah lantai dasar atau lebih jelasnya lagi seperti di bawah tanah.
Bau, lantai yang kotor, orang sedang tawar-menawar, lorong-lorong yang sempit mengambarkan situasi Pasar Pondok Gede. Untuk di lantai bawah blok terdepan diisi dengan kios-kios yang menjual penglengkapan dapur, seperti penggorengan, panci, dan ulekan.
Blok berikutnya adalah kios yang menjual sayur mayur dan bumbu masak. Di tengah terdapat blok yang menjual daging ayam dan daging sapi. Bau darah ayam dan sapi cukup menyegat. Orang – orang yang berjalan sangat memperhatikan langkahnya. Hal itu dikarenakan di lantai becek dan kotor.Kira – kira terdapat kurang lebih 15 kios yang menjual daging sapi dan 20 kios yang daging ayam.
Satu per satu kios ayam diperhatikan.
Ciri- ciri ayam tiren adalah dagingnya mudah sobek, keriput, dan pada bagian lehernya hanya ada satu lubang kecil. Lubang itu dibuat setelah ayam mati. Kalau ayam hidup kemudian disembelih, ototnya outus dan akan tampak pada bekas sembelihannya. Kalau ayam tiren tak tampak ada rengangan otot putus.
Menurut informasi yang didapat dari Liputan 6. com, ayam – ayam tiren biasanya sering dijumpai menjelang perayaan hari raya seperti Idul Fitri,
Untuk mengelabui pembeli, ayam bangkai itu tetap disembelih agar seperti ayam potong normal. Menurut Husmi, penjual ayam tiren, kebanyakan konsumen tak mengetahui kondisi ayam dan membeli dengan harga murah.
Husmi mengaku untuk menyulap warna daging ayam tiren yang cenderung kebiru-biruan dirinya merendamnya dengan air kunyit. Ayam – ayam bangkai itu biasanya ia dapatkan dari beberapa penampungan ayam broiler di
Masih dari Liputan 6. com. Dalam sehari setidaknya ada sekitar 1.500 ekor ayam potong yang mati di
Razia dan pengawasan pasar-pasar daging ayam seperti itu sebenarnya rutin dilakukan oleh petugas. Tujuannya merazia dan menyita ayam suntik dan ayam tiren masuk ke pasar daging. Sepanjang tahun 2006, lebih dari 700 pedagang terkena razia dan lebih dari 75 ribu ekor ayam tak layak konsumsi disita petugas.
Sampai saat ini belum ada informasi bahwa di Pasar Pondok Gede kedapatan terdapat penjual yang menjajakan ayam tiren. Tapi, hal itu juga belum menjamin bahwa di pasar tersebut bebas dari ayam tiren. Kita sebgai pembeli lah yang harus lebih teliti dalam membeli ayam potongan.
Diposting oleh
nessia megawati's blog
di
22.11
0
komentar
Gotong Royong
Gotong Royong Qurban
Setiap tahun umat Islam merayakan Hari Raya Idul Adha yang bertujuan untuk mengingat sesama umat dan membantu umat. Hari raya tersebut biasa disebut pula lebaran haji. Dalam hari raya ini, bagi umat Islam yang mampu diwajibkan untuk berqurban sapi atau kambing sekali seumur hidup namun apabila ingin berqurban lebih dari satu kali diperbolehkan.
Mesjid merupakan salah satu tempat untuk melaksanakan qurban sapi dan kambing. Berqurban maksudnya adalah menyembelih kambing dan sapi lalu daging – daging tersebut dibagikan kepada masyarakat yang kurang mampu. Pada tahun 2007 Idul Adha jatuh pada tanggal 20 Desember.
Gema takbir berkumandang. Sebelum menyembelih hewan-hewan qurban, umat Islam melaksanakan ibadah Shalat Idul Adha terlebih dahulu. Setelah itu barulah mereka berbondong-bondong menyaksikan proses penyembelihan namun tak sedikit masyarakat yang ketakutan melihat proses tersebut.
Sejak tahun 1998 Lembaga Pendidikan Nasional I menjadi salah satu tempat penyembelihan hewan qurban. Sekolah yang terletak di Pondok Gede ini biasanya melaksanakan qurban di lapangan sekolah namun untuk tahun 2007, qurban dilaksanakan di Sumper Camp( SC )Lembaga Pendidikan Nasional I yang letaknya kurang lebih 2 km dari sekolah tersebut. Adapun alasan dipilihanya SC sebagai lokasi penyembelihan karena masyarakat di sekitar SC ekonominya lebih rendah daripada masyarakat di sekitar sekolah. Sumper Camp yang luasnya kurang lebih 1 hektar itu cukup nyaman untuk melaksanakan qurban.
Kali ini SMP – SMA Nasional I hanya berqurban 1 sapi dan 1 kambing. Sapi itu pun diqurbankan atas nama keluarga pemilik sekolah tersebut. Dan kambing diqurbankan atas nama siswa – siswi SMP-SMA Nasional I. Ada yang menarik di sini, kambing yang disembelih merupakan hasil uang infaq yang dikumpulkan setiap hari Jumat. Tahun ini memang berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya. Di tahun sebelumnya hewan-hewan yag disembelih merupakan kumpulan uang dari SMP-SMA Nasional I yang diwajibkan setiap siswa membayar Rp. 20.000 namun kali ini pihak sekolah tidak mau memberatkan siswanya.
Gotong royong dan rasa kekeluargaan sangat terasa ketika mereka bersama- sama membantu memotong daging sampai potongan-potongan daging tersebut dimasukkan ke dalam plastik untuk dibagikan kepada 56 keluarga. Warga yang menerima daging qurban berasal dari gabungan 5 Rukun Tetangga ( RT ) Gang Rambutan Pondok Gede. Yaitu RT 006/04 sebanyak 21 keluarga, RT 002/03 4 keluarga, RT 006/03 9 keluarga, RT 002/04 8 keluarga, dan RT 003/03 sebanyak 14 keluarga. Pemilihan keluarga mana saja yang mendapat daging qurban ditentukan oleh Ketua RT 006/04, Bpk. Adit. Adit ( 36 ) menuturkan bahwa keluarga yang mendapatkan daging qurban merupakan mereka yang tingaal berdekatan dengan SC.
Tidak seperti biasanya, proses pembagian daging qurban yang biasanya memakai kupon, kali ini menggunakan sistem door to door, yaitu panitia memberikan langsung daging ke rumah yang dituju yang tentu saja ditemani oleh sang ketua RT. Hal itu dikarenakan, pihak sekolah mau mencegah agar tidak ada keributan dan untuk menghindari keluarga yang sudah mendapat daging datang kembali. Karena sering kali proses pembagian daging terjadi keributan sehingga tidak meratanya pembagian daging.
Cuaca yang cukup tidak mendukung tidak menyurutkan semanggat siswa-siswi SMPA – SMPA Nasional I untuk membagikan daging qurban. Ketua Pelaksana qurban kali ini, Ahmad Hidayat( 15 ), menuturkan bahwa dengan adanya qurban di SC semoga saja masyarakat dapat menerima keberadaan Lembaga Pendidikan Nasional I dan tentu mereka saja puas.
Diposting oleh
nessia megawati's blog
di
22.06
0
komentar
Tuga Bussines Administration
Pendahuluan
Hampir setiap hari kita melihat seluruh masyarakat sibuk bekerja, para pegawai kantor sibuk bekerja dengan berkas – berkasnya, para karyawan di pabrik sibuk dengan tugas – tugasnya, para petani sibuk membajak di sawah, para guru sibuk dengan materi pengajarannya, para konsultan sibuk dengan kliennya dan masih banyak lagi para pekerja dan profesional lainya yang sibuk dengan bidangnya masing-masing.
Dari berbagai macam kesibukan itu para warga masyarakat menginginkan untuk mendapat suatu penghasilan. Penghasilan tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli atau mengkonsumsi barang/jasa apa saja yang diperlukan misalnya : makanan, pakaian, perumahan, jasa kesehatan dan lain-lain.
Kebutuhan dibagi atas dua penggolongan. Yaitu kebutuhan pokok ( basic need ) adalah kebutuhan yang minimal harus dipenuhi untuk hidup layak. Hal ini mencakup kebutuhan primer atau kebutuhan fisik minimum secara kuantitatif, seperti kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, perumahan. Di samping itu, ada dua unsur tambahan yang penting, pertama berkaitan dengan kecukupan kebutuhan pokok minimum bagi setiap lapisan masyarakat yang meliputi pangan, gizi, sandang, kesehatan, perumahan, pendidikan dan sarana pendukung lainnya seperti transportasi, air minum dan sebagainya. Unsur kedua adalah masyarakat memperoleh kesempatan kerja guna dapat memenuhi kebutuhan pokok tersebut.
Berikutnya adalah kebutuhan sosial-budaya. Sebagai manusia yang berbudaya, kita memerlukan kebutuhan lain yang lebih luas dan sempurna, baik mengenai mutu, jumlah dan jenisnya. Misalnya : kebutuhan akan makan, masyarakat ingin makan yang lebih banyak, lebih enak, lebih bergizi, lebih bervariasi. Kebutuhan akan rumah, masyarakat ingin rumah yang besar, bagus dengan perlengkapan mewah dan canggih.
Kebutuhan sosial-budaya itu mencakup banyak hal, lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan sekunder ( contoh rumah mewah, makanan bervariasi ), namun kebutuhan sekunder ini kerap kali tidak kalah pentingya guna kesejahteraan hidup. Yang jelas kebutuhan sosial-budaya sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan hidup dan tradisi masyarakat serta sifat-sifat psikologis manusia.
Apakah semua kebutuhan hidup masyarakat terpenuhi, hal ini tergantung kepada kemampuan ( daya beli ) masyarakat untuk membeli barang/jasa tersebut, serta kemampuan para pengusaha atau produsen untuk menyediakan atau mengasilkan barang/jasa yang dibutuhkan. Banyak sekali keinginan masyarakat, bahkan kebutuhan yang benar-benar mendesak, tidak dapat dipenuhi karena tidak cukup uang untuk membelinya dan karena para produsen tidak dapat atau mampu menghasilkannya
Untuk itulah PT Diamond Cold Storage mencoba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat walaupun daya beli masyarakat lemah.
Pembahasan
Profil Company
Pada tahun 1967 Mr. Chen, seorang pengusaha berdarah Tionghoa yang kini sudah menjadi Warga Negara Indonesia ( WNI ) mendirikan PT Diamond Cold Storage.
Namun sekarang yang mengelola perusahaan tersebut anaknya, Norman Chen namun keputusan tetap ada di tangan Mr. Chen. Diamond pertama kali didirikan di Pasir Putih Ancol.
Sistem kerjanya atau promosinya tidak menggunakan media sebagai advertising, maksudnya cara kerjanya dengan penggunaan sales mereka yang akan bekerja mempromosikan produk Diamond ke toko-toko dsb. Mereka tidak menggunakan media iklan karena pendiri perusahaan menganggap bahwa menggunakan jasa advertising (media iklan) memerlukan banyak biaya.
Hal tersebut sangat menarik karena di zaman sekarang ini teedapat perusahaan yang besar tidak menggunakan advertising sebagai cara untuk promosi. Dapat dipastikan bahwa di PT Diamond Cold Storage ini tidak ada sebuah departemen yang penting, yaitu Marketing Communication Departement, yang meliputi advertsing, public relations, dan mass communication. Namun PT Diamond Cold Storage dapat dikatakan hebat, waluapun tidak mempunyai promosi – promosi seperti perusahaan lain pada umumnya, pemasukan mereka naik 30% pada setiap tahunnya. Hal itu dikarenakan Diamond memakai sistem terjun langsung kelapangan sehingga mengetahui keadaan pasar..
Sistem perusahaannya adalah Family Company, dengan jumlah pegawai yang berkisar 700 orang. PT Diamond Cold Storage merupakan anak perusahaan dari PT Sukanda Jaya.
Sukanda Jaya mempunyai dua cara kerja untuk menyalurkan produk:
1) Retail : Hero, Supermarket.
2) Horeka : (Hotel, Restoran, Katering).
PT Diamond ini termasuk Horeka yang mana didistribusi ke restoran – restoran. Contohnya: ice cone KFC,
Produk Diamond selain es krim adalah:
- Fresh Milk
- Guava juice dan Orange Juice.
Setiap tahun, PT. Diamond Cold Storage mengeluarkan variasi es krim baru (satu atau 2 variasi).
Hambatan dalam perusahaan ini adalah produksi yang mana tidak bisa memenuhi keinginan pasar, khususnya pada saat high season. Contohnya: Idul Fitri,
Kelemahan es krim Diamond adalah tekstur es krim masih kasar.
Cara kerja salesnya: menawarkan produk Diamond kemudian jika orang tersebut bersedia menerima produk yang ditawarkan, orang tersebut akan mendapatkan pinjaman freezer khusus es krim Diamond dan omset tiap bulannya ditentukan. Bila pendapatannya tidak mencapai target yang ditentukan, freezer akan ditarik kembali.
Distribusi digunakan oleh PT Sukanda sendiri, jadi tidak ada pihak ke-3 yang mengambil alih distribusi. PT Diamond Cold Storage memiliki 14 cabang ( Denpasar,
Target market PT Diamond Cold Storage adalah kalangan menengah ke bawah. PT Diamond Cold Storage sendiri sedang dalam proses memperbaharui teknologinya dengan cara membuka produk baru di Cibitung. Pendapatan perusahaan 20 Milyar perbulan untuk seluruh
1)
2) Denpasar
3)
4)
5) Jogja.
Sistem administrasinya menggunakan oracle system yaitu sistem yang
menggunakan komputerisasi, link, online. Kelebihan dari menggunakan sistem ini adalah masyarakat mendapatkan informasi dengan cepat tanpa harus kecabang perusahaan PT Diamond Cold Storage lainnya. Akan tetapi kekurangannya yaitu sewaktu-waktu bila mengalami error connection dapat menghambat proses kerja.
Untuk sistem pengajian pegawai, gaji pegawai ditentukan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.. Untuk saat ini gaji terendah adalah Rp 920.000 (UMR) dan tertinggi di atas Rp.10.000.000.
Sistem manajemennya jabatan paling tinggi dimiliki oleh Presiden Direktur dan untuk lainnya sama dengan perusahan-perusahan lain pada umumnya.
PT Diamond Cold Storage sendiri tidak pernah mengalami masalah yang berarti yang dapat menggangu kinerja perusahaan dan tidak pernah sekalipun promosi dengan menggunakan media iklan.
Manufaktur PT Diamond Cold Storage mempunyai pabrik es krim yang berpusat di
Visi dari PT Diamond Cold Storage adalah agar perusahan semakin berkembang dan berkembang, agar selalu up do date tentang perkembangan toko lain yang akan dibuka. Selama kurang lebih 25 tahun PT Diamond Colds Storage telah bekerja sama dengan beberapa hotel di
Penutup
Kesimpulan
Kesimpulan dari paper ini adalah bahwa PT Diamond Cold Storage terus berusaha agar perusahaannya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan segmentasi masyarakat golongan menengah ke bawah, usia 8 s.d. 20 tahun, perempuan dan lelaki.
PT Diamond Cold Storage tidak memakai media advertising untuk memperomosikan produk-produknya melainkan dengan cara para sales datang ke warung-warung menawarkan produk Diamond kemudian jika orang tersebut bersedia menerima produk yang ditawarkan, orang tersebut akan mendapatkan pinjaman freezer khusus es krim Diamond dan omset tiap bulannya ditentukan. Bila pendapatannya tidak mencapai target yang ditentukan, freezer akan ditarik kembali.
Denagn cara tesebut omset per bulan naik 30% dan pendapatan tiap tahun di seluruh
Tugas ini merupakan tugas kelompok ( semester 2 )
Evelin
Friska
Nessia Megawati
10-5A
Diposting oleh
nessia megawati's blog
di
21.45
0
komentar
Label: portfolio
Makalah Kaum Waria
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tidak dapat kita pungkiri bahwa peradaban sudah berubah. Budaya kita, yaitu budaya timur sudah sangat lama dipengaruhi oleh budaya barat, bahkan semenjak negara ini berdiri. Namun, masyarakat belum menyadari hal ini sepenuhnya. Sehingga seakan-akan negara ini mempunyai kepribadian tersendiri. Kepribadian yang mana kita pun tidak tahu. Padahal kita tidak mempunyai kepribadian dari awal. Pun kalau ada, hanya sebagai tameng untuk menutupi sesuatu. Contohnya adalah Pancasila, yang dianggap sebagai pandangan hidup maupun dasar negara.
Pada dasarnya, Pancasila mempunyai cita–cita yang baik. Namun pada perjalanannya, semua itu hanya angan–angan belaka. Bukannya tidak menghargai perjuangan para pejuang
Modernisasi, itulah yang selalu kita persalahahkan apabila sesuatu berubah, baik perubahan yang bersifat positif maupun yang bersifat. Menurut Wilbert E. Moore, modernisasi mencakup suatu trasnsformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti terknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara barat yang stabil.
Contohnya saja cara berbusana seseorang. Yang awalnya memakai rok mini merupakan hal yang tabu, namun kini menjadi hal yang biasa. Terlebih lagi pada kaum remaja. Remaja mempunyai arti sebagai etape usia mulai dewasa dan sudah sampai umur kawin. Remaja menganggap bahwa apabila seseorang tidak berpenampilan seksi, maka dia tidak dapat dikatakan sebagai “anak gaul”. Hal ini mungkin disebut perubahan sosial.
Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga sosial dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, nilai, dan pola perilaku individu serta kelompoknya.
Keberadaan kaum waria bisa dikatakan diakibatkan oleh perubahan sosial.
Kini, mereka menujukkan eksistensinya di lingkungan masyarakat walaupun masyarakat itu sendiri belum dapat menerima keberadaan mereka dengan berbagai alasan. Sejak kemunculannya keberadaan kaum waria selalu menjadi kontroversi
Pada dasarnya, keberadaan waria ini sudah lama ada. Fenomena ini sudah tidak dapat kita pungkiri. Entah sikap apa yang harus ditunjukkan oleh masyarakat hal itu dikarenakan sejak kemunculannya kaum waria selalu saja menjadi kontroversi.
1.2 Permasalahan
Seperti yang dijelaskan pada subbab sebelumnya, permasalahan yang mencuat adalah “Bagaiamana menyikapi fenomena waria ?"
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang ada pada karya tulis ini adalah :
1. Apa pengertian dari waria ?
2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya waria ?
3. Terdapat kah Jenis – jenis waria ?
4. Bagaimanakah waria yang berprofesi sebagai penjajah seks komersial di Taman Lawang ?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dibuat untuk mengungkap berbagai karakteristik yang menjelaskan sosok waria dan profesinya secara utuh.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tinjauan pustaka dan wawancara narasumber.
1.6 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai pengembangan pembelajaran dan untuk mengetahui lebih lanjut apa yang dimaksud waria. Serta sebagai dasar kajian lebih lanjut bagi para peneliti lain, terutama untuk menjawab permasalahan yang belum terjawab dan tidak terjawab dalam penelitian ini.
1.7 Sistematika
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Metode Penelitian
1.5 Kegunaan Penelitian
1.6 Sistematika
Bab II Pembahasan
2.1 Kerangka Teori
2.2 Analisis
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Waria
Dalam pandangan masyarakat pada umumnya, waria merupakan penyakit seks atau kondisi yang patologis sehingga harus diperangi sering dengan cara membabi buta. Waria distereotifkan negatif sama halnya dengan kaum gay, lesbian dan penjajah seks komersial. Titik tolak penilaian yang sangat ditentutan oleh orientasi seksual ini yang menjadi sebab, sehingga apapun aktivitasnya, selalu waria terlihat aneh—bahkan terkadang seolah sangat menjijikkan
Menurut Suzanne Staggenborg (Gender, Keluarga, dan Gerakan-Gerakan Sosial, 2003) dalam perjalanan sejarah dan dalam lintas budaya, ditemukan bahwa hubungan-hunbungan sesama jenis sudah lama ada. Identitas homoseksual yaitu, gay dan lesbian semakin pesat seiring dengan perkembangan kapitalisme dan peralihan dari masyarakat desa ke
Pada awal abad dua puluh, di dunia barat, di kota-kota besar seperti
Hal tersebut menarik perhatian laki-laki maupun perempuan kelas menengah ke atas dan kelas pekerja untuk mengunjunginya. Dalam kenyataanya, anggota kelas menengah di kota-kota mengambil bagian dalam menyebarluaskan hiburan-hiburan komersial lebih dari satu generasi, tapi orang-orang biasa membiarkan adanya eksperimen lebih jauh terhadap norma-norma publik dalam tingkah laku.
Pada perkembangannya, keingintahuan publik terhadap kaum homoseksualitas sangat besar di tahun 1920-an. Laki-laki gay sangat dicari untuk menjadi penghibur di kelab-kelab malam
Namun dalam konteks liberalisme seksual di tahun 1920-an terdapat ambivalensi besar dalam seksualitas sesama jenis, seperti terlihat, waria sering ditertawakan, ini menunjukkan pengkhianatan karena ada sebuah kesenangan dengan subbudaya gay sekaligus kecemasan terhadap masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan peraturan-peraturan heteroseksual.
Arus balik menentang homoseksual pertama kali muncul selama masa depresi, yakni ketika banyak laki-laki yang dikeluarkan dari pekerjaan dan angka rata-rata perkawinan turun drastis sebagai akibat orang-orang muda banyak yang menunda perkawinan karena alasan-alasan finansial. Pada waktu itu para pendidik dan Rohaniawan cemas jikalau hal ini akan menimbulkan “penyelewengan” seksual, dan hilangnya sifat kelaki-lakian.
Fenomena tersebut relevan dengan analisa sang teroritikus revolusioner Foucault, yang menegaskan bahwa femininitas, maskulinitas dan seksualitas adalah “akibat praktek disiplin”, “the effect of discourse”. Maksudnya, menjadi perempuan atau laki-laki adalah murni kontruksi sosial—merujuk Foucault, adalah pendisiplinan yang ditegakkan oleh norma, agama dan hukum—dan tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin.
Secara sosiologis, waria adalah suatu bentuk transgender. Maksudnya adalah mereka adalah kaum yang menentang konstruksi gender yang diberikan oleh masyarakat pada umumnya, yaitu laki-laki atau perempuan saja. Transgender di sini mempunyai pengertian; perempuan yang terperangkap ke dalam tubuh laki-laki. Waria menentang konstruksi tersebut, yaitu secara fisik dia laki-laki namun dia berpenampilan perempuan. Peran-peran yang diambil pun peran-peran perempuan.
Menurut sejarah, maraknya waria sangat dipengaruhi oleh konteks peralihan sistem ekonomi, seperti contoh di atas, jadi transgender merupakan fenomena yang tidak lepas dari konteks sosial. Pada posisi ini waria, gay dan lesbian bahkan pelacur tidak boleh jika ditempatkan dan dipandang secara misoginis (jijik) serta menjadi bulan-bulanan segudang stereotif negatif yang pada akhirnya merampas hak asasi mereka sebagai manusia pada umumnya.
2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Seseorang menjadi Waria
Pada dasarnya untuk menjadi kaum seorang waria tidak diinginkan oleh mereka namun apa boleh buat nasib berkata lain. Berikut faktor-faktor menjadi seorang waria :
- sejak kecil sudah mempunyai jiwa keperempuanan;
- terpengaruh oleh lingkungan;
- desakan ekonomi ;
tidak memungkinkan bahwa terdpat faktor-faktor yang lain yang menyebabkan mereka menjadi seorang waria.
2.3 Jenis – Jenis Waria
Maraknya waria ngamen di jalanan menurut Kepala Sub Bagian Rehabilitasi
Tuna Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Drs Waluyo lebih dilatarbelakangi
oleh banyak situasi termasuk tekanan ekonomi. Dalam pandangan Waluyo,
untuk menjelaskan fenomena ini, waria bisa diilustrasikan seperti
piramida.
Kelompok bagian paling atas adalah waria berkelas, jumlahnya sedikit.
Mereka secara ekonomi mandiri, bahkan mungkin kaya. Waria seperti ini
tidak perlu mejeng karena ia bisa 'memelihara' pasangannya. Mungkin
Chenny Chan yang menyandang gelar Queen of Universe 1993 dalam kontes
kecantikan khusus waria sedunia di Los Angles, AS, termasuk di dalamnya.
Lalu ada strata kedua, mereka yang giat 'dinas' malam. Kelompok ini,
kata Waluyo, mejeng karena alasan mencari kepuasan, pada saat yang sama
juga mencari uang sekaligus. Umumnya mereka cantik-cantik. Di malam
hari susah membedakannya dengan wanita beneran. Kecuali kalau suara
menggelegarnya keluar.
Kelompok ketiga, mereka yang menjadi dasar dari piramida, adalah waria
yang sulit untuk mejeng lagi. Bahasa bisnisnya, mereka sudah tidak
marketable, karena sudah tua atau alasan lain. Kelompok inilah
mungkin yang paling banyak beralih profesi menjadi pengamen,
Selain faktor tidak marketable, Waluyo juga menyebutkan laju peningkatan
jumlah waria di ibukota setiap tahunnya kurang lebih 10 persen. Dengan
tidak bertambahnya tempat mejeng, membuat persaingan antarmereka kian
sengit. Ngamen pun dilakoni.
2.4 Waria di Taman Lawang
Keindahan malam
Malam menunjukkan pukul 00.00,
Jalan – jalan protokol seperti di Kuningan pun tak luput dari para pekerja malam ini. Di jembatan Kuningan yang mengelilingi danau kecil merupakan tempat untuk sebagian orang mencari nafkah, jalanan tersebut lebih tepatnya adalah Taman Lawang. Mayotitas masyarakat ketika mendengar Taman Lawang bereaksi tertawa, meledek, atau pun terlihat takut.
Taman Lawang merupakan tempat untuk mencari nafkah para kaum waria yang notabene keberadaan mereka belum bisa diterima di dalam lingkungan masyarakat. Image yang terbentuk bagi kaum waria yang mangkal di Taman Lawang sangatlah buruk. Pantas saja, hal itu disebabkan waria yang mangkal memang bekerja dengan cara menjajakan tubuh mereka. Jika kita melewati daerah tersebut dengan mengendari kendaraan bermotor, maka bersiap-siaplah kendaraan yang kita naiki akan dijegat oleh para waria itu. Dijegat, lalu mereka menari-nari memperlihatkan bagian tubuh mereka, yang biasa kita sebut menari striptis dan kita mengeluarkan kocek Rp.5.000 s.d. Rp. 10.000 agar mereka pergi dari mobil yang kita naiki.
Sebut saja Mutia (17). Ia sudah menggeluti dunia ini semenjak 5 bulan yang lalu, terbilang baru memang. Sebelumnya ia tinggal bersama keluarganya di Lumbuk Lingga,
Pendapatan Mutia sehari tidak tentu, tergantung dari pelanggan yang datang. Semalam bisa mencapai angka Rp.3 jt ( apabila tamunya orang asing ), bisa juga hanya Rp.20rb. Mutia mengaku senang jika pelanggan yang menggunakan jasanya itu merupakan orang asing, karena selain diberikan tarif yang cukup mahal dan orang asing tersebut terkadang tidak segan-segan untuk membelikan dirinya sebuah handphone.
Uang yang dia dapatkan itu dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Minimal Rp.600rb/bulan harus ia siapkan untuk membayar kost. Sebagian ia tabung sebagian lagi ia kirim ke orangtuanya yang ada di
Mutia memang baru di daerah Taman Lawang, namun pengalaman menjadi waria sudah ia jalani sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar ( SD ). Anak bungsu dari empat bersaudara ini menjadi waria dikarenakan dipengaruhi oleh tingkah laku ketiga kakaknya yang perempuan semua. Ketika duduk di kelas 5 SD, ia pernah mencoba alat rias milik kakaknya secara bersembunyi. Keluarga Mutia pada dasarnya tidak menerima keadaan Mutia sekarang.
Waria kelahiran 17 September 1991 mengaku dirinya pernah ditangkap oleh tramtib. Biasanya waria yang terjaring harus membayar sejulmah uang agar bisa keluar lagi. Rp.200rb bagi waria yang tidak mempuyai KTP, Rp.20rb bagi yang mempunyai KTP. Mutia pun harus rela mengeluarkan kocek rp.200rb agar bisa menghirup udara bebas. Petugas tramtib pun tak luput dari rasa jahil, sering kali waria yang terjaring sering ’dipakai’ oleh oknum pertugas tetapi tetap saja mereka tidak dibebaskan.
Prestasi yang Mutia miliki cukup membanggakan, ia pernah mengikuti Miss.Waria di Jakarta dan mendapatkan predikat sebagai Miss. Terheboh dan Miss.Happy Salma, karena menurut juri wajahnya mirip sekali dengan artis sexy itu. Di Palembang pun ia pernah mengikuti kontes serupa dan ia mendapatkan Juara 3.
Mutia pernah diajak oleh tamunya untuk pergi ke
Untuk pejabat, ia memasang tarif minimal Rp.3jt, suatu ketika pernah teman Mutia dibayar Rp20jt oleh oknum pejabat. Namun untuk tamu regular ia memasang tarif yang berbeda, short time Rp.50rb, longtime Rp. 300rb, dan striptis Rp.20rb. Mutia senang apabila tamu yang datang sudah tua. Hal itu dikarenakan, ia menganggap tamu yang tua mayoritas memiliki uang yang banyak sehingga bisa diperas sesuka hati.
Mutia menjadi bagian dari perkumpulan waria di Jakarta Barat, hal itu dilatarbelangai oleh dirinya yang nge-kost di daerah Slipi. Bekerja di Taman Lawang pun juga penuh perjuangan dan saingan. Persaingan yang ketat untuk mendapatkan tamu sangatlah ketat, wajar saja karena setiap 1 meter ada waria yang mangkal. Sehingga tamu dapat memilih waria sesuai dengan selera masing-masing.
Setiap malam, setiap waria harus mengeluarkan uang sebesar Rp.5rb kepada preman yang menguasi Taman Lawang. Tugas preman itu adalah untuk melindungi para waria yang dijahili oleh tamunya. Namun, jika para waria itu tetangkap polisi atau pun petugas tramtib, mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Ketua perkumpulan waria setiap wilayah lah yang membela para waria yang tertangkap.
Diperbolehkannya pernikahan sejenis merupakan harapan Mutia saat ini. Ia membedakan kondisi di
Mutia pernah dijuluki Ms. Happy Salma
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa kehadiran kaum waria kini sudah menjadi bagian dari masyarakat Secara sosiologis, waria adalah suatu bentuk transgender. Maksudnya adalah mereka adalah kaum yang menentang konstruksi gender yang diberikan oleh masyarakat pada umumnya, yaitu laki-laki atau perempuan saja. Transgender di sini mempunyai pengertian; perempuan yang terperangkap ke dalam tubuh laki-laki. Waria menentang konstruksi tersebut, yaitu secara fisik dia laki-laki namun dia berpenampilan perempuan. Peran-peran yang diambil pun peran-peran perempuan.
Waria itu sendiri dibagi menjadi 3 golongan berbentuk piramida. Golongan pertama adalah golongan kelas atas, yang jumlahnya sedikit. Yaitu, waria yang dari awal sudah kaya atau berekonomi mandiri. Kelas kedua adalah waria yang setiap malam ‘dinas’ di tempat-tempat tertentu untuk mencari nafkah dengan cara menjual ‘jasa’ mereka. Kelas ketiga, yang jumlahnya paling banyak merupakan waria yang sudah tidak marketable atau bahasa kasarnya tidak laku lagi. Mereka biasanya ngamen-ngamen di perempatan jalan, lampu merah, dan banyak pula dari mereka yang mengamen keliling.
3.2 Saran
Saran penulis bagi pembaca adalah tentu saja jangan langsung mendiskriminasi waria. Mereka meruapakan korban dari trandsgender yang tentu saja di dalam hati kecil mereka tidak menginginkan hal itu terjadi.
Penjajah jasa kepuasan memang salah satu profesi yang banyak dilakoni oleh kaum waria tersebut namun banyak pula kaum waria yang mencari nafkah dengan cara yang lebih baik, contohnya saja adalah menjadi pekerja di salon, make -up artist, designer, dan sebagainya.
Diposting oleh
nessia megawati's blog
di
21.44
0
komentar
Label: portfolio


